PENDAHULUAN
Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang tiada henti memberikan limpahan rahmat dan karunia
sehingga penulis bisa menyusun esai ini dengan lancar. Esai yang disusun kali
ini ditujukan dalam rangka mengikuti syarat kelulusan Orientasi Pengenalan
Akademik dan Kebangsaan (OPAK) 2014 sekaligus sebagai sarana pembelajaran bagi
penulis sendiri. Penulis sadar bahwa esai ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Dalam
kesempatan kali ini, penulis akan memaparkan sebuah esai mengenai Rencana
Strategis dalam Meraih Cita-Cita Pasca SMA: Kenali Kemampuan Diri dan Raihlah
Cita-Cita!
Setiap orang
pasti memiliki cita-cita. Sejak kecil setiap kali orang bertanya, “Apa
cita-cita kamu?” jawaban umum yang diberikan selalu ingin menjadi dokter, guru,
polisi, pilot, presiden, dll. Padahal saat itu kita belum mengerti apa saja
yang harus dibutuhkan dan disiapkan untuk menggapai cita-cita tersebut. Dengan
semakin bertambahnya usia, cita-cita bisa berubah tergantung pada situasi dan
pengaruh dari lingkungan kita. Setiap hari kita bisa bertemu dengan orang-orang
dan lingkungan yang baru, sehingga kita menjadi semakin bingung untuk menentukan
arah masa depan.
Waktu yang
paling tepat untuk menentukan cita-cita adalah dimulai ketika kita duduk di
bangku SMA, karena saat itu kita sudah mulai dewasa dalam mengambil sebuah
keputusan. Tentunya setelah menentukan apa yang ingin kita raih, harus ada rencana
berupa langkah-langkah yang akan kita lakukan dalam mewujudkan cita-cita
tersebut. “Rencana apakah yang perlu disusun?” esai ini akan menjawab
pertanyaan tersebut.
ISI
Nama saya Umi
Kalsum. Saya lahir di Jeddah, Saudi Arabia, pada tanggal 4 Februari 17 tahun
silam. Saya lahir dari keluarga sederhana berdarah Timur Tengah. Saya tinggal
di Jakarta, kota dimana saya tumbuh besar, menuntut ilmu dan bekerja suatu saat
nanti. Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Menurut teman-teman di sekolah, saya adalah orang yang pandai karena
selalu mendapatkan ranking di kelas. Meskipun jarang menjadi yang nomor 1,
namun saya selalu masuk 5 besar.
Saya termasuk orang
dengan daya ingat yang kuat. Bagi saya, akan lebih mudah jika kita mengingat point-point
pentingnya dahulu agar kemudian bisa dikembangkan dengan bahasa sendiri yang
lebih komunikatif. Saya memang gemar merangkai kata-kata dan itu semua keluar
begitu saja dari pikiran saya sendiri.
Saya adalah
orang yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan selalu menjadikan
segala hal sebagai tantangan, bukan beban ataupun cobaan. Saya juga terbiasa
hidup disiplin, jika ada suatu tugas yang wajib dikerjakan, pasti akan selesai
tepat waktu. Saya selalu berusaha untuk tidak mengeluh atas apapun yang Allah SWT
berikan. Saya menghargai rizki dari-Nya, sehingga saya berusaha untuk tidak
selalu melihat ke atas dan tetap bersyukur dalam kondisi apapun.
Tak banyak yang
tahu jika saya memiliki fisik yang lemah. Hal itu tentu saja membuat saya
menjadi sulit beraktivitas dalam jumlah banyak. Saya tidak pandai menggambar
ataupun melukis. Saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa akrab dengan
orang lain, karena hanya dengan cara itu saya bisa mengenali sifat seseorang
dengan benar. Saya termasuk orang yang kurang bisa membuka diri pada orang
lain. Saya selalu yakin bahwa Allah SWT tidak akan memberikan sesuatu di luar
batas kemampuan kita, namun terkadang saya lupa bahwa manusia itu saling
membutuhkan dan tidak semua hal bisa diselesaikan sendiri.
Saya sangat
menyukai matematika, pelajaran yang bagi sebagian orang bisa membuat stres dan
frustasi. Dalam pelajaran tersebut, kita diharuskan untuk menyelesaikan sebuah
masalah dalam bentuk soal yang bagi saya merupakan sebuah tantangan. Bagi saya,
matematika adalah ibu dari semua pelajaran. Jika kita telah menguasainya, akan
lebih mudah untuk mempelajari bidang lain. Alhamdulillah, berkat keikhlasan saat
belajar, saya pernah dipercaya untuk mewakili SMPN 208 Jakarta dalam cerdas
cermat Matematika se-kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Puncaknya, pada saat
saya mengikuti Olimpiade Matematika se-Jakarta Timur. Meskipun saya kalah
dengan perwakilan dari sekolah lain, saya tetap bangga dengan pengalaman yang
jarang dimiliki oleh orang lain tersebut.
Saya memang tidak
lahir dari keluarga seni, namun saya sangat suka bernyanyi dan pernah mengikuti
pentas tari. Saya juga kurang bisa menguasai bahasa asing, tetapi anehnya justru
saya menyukai bahasa Mandarin. Bagi saya, bahasa Mandarin sangat unik untuk
dipelajari. Saya juga suka berwisata kuliner, sehingga pemikiran awal saya
tentang menjadi seorang koki itu menyenangkan. Namun pada akhirnya saya
memutuskan untuk menjadikan semua itu hanya sebagai hobi semata.
Fisik yang
lemah membuat saya sering dirawat di rumah sakit. Itulah mengapa saya bertanya
pada diri sendiri, “Apakah suatu hari nanti saya bisa menjadi dokter?” Seiring
bertambahnya usia, saya menjadi tahu bahwa tenaga medis di rumah sakit bukan
hanya dokter ataupun suster dan perawat. Ada farmasi yang berhubungan dengan
obat-obatan, kebidanan yang berperan penting dalam proses persalinan, serta ada
kesehatan masyarakat yang lebih memfokuskan kesehatan dalam sekelompok orang.
Berulang kali saya berpikir dan berkonsultasi dengan banyak orang, hingga
akhirnya sebuah kalimat muncul dalam benak, “Saya bisa meraih cita-cita dengan menjadi
tenaga medis yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada banyak orang.”
Saya sadar
bahwa yang dibutuhkan untuk meraih sebuah cita-cita bukan hanya kemampuan,
melainkan juga rencana ke depan. Oleh karena itu, pasca SMA, saya mencari tahu
tentang jurusan dan universitas di Jakarta. Saya memfokuskan pada perguruan
tinggi negeri yang memiliki jurusan ilmu-ilmu kesehatan. Saya mendapatkan
banyak informasi mulai dari biaya hingga peminatan di tiap jurusan. Saya mulai
mengikuti berbagai tes masuk perguruan tinggi dengan memilih jurusan ilmu-ilmu
kesehatan. Setelah saya berhasil melewati tes-tes tersebut, muncul kalimat
baru, “Alhamdulillah, ini baru awal, bukan akhir.”
Hal utama yang
akan saya lakukan setelah menjadi mahasiswi baru adalah beradaptasi dengan
lingkungan kampus. Tidak hanya itu, saya juga akan mengurangi kesibukan dan
hal-hal yang dapat mengganggu perkuliahan. Saya akan berusaha untuk menaati semua
tata tertib universitas dan sebisa mungkin berlaku disiplin setiap waktu. Saya ingin
mencari bantuan dana (beasiswa) yang dapat menunjang perkuliahan saya di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bertekad untuk mendapatkan IPK cumlaude
dalam setiap semester. Saya ingin membanggakan kedua orang tua dengan cara menjadi
mahasiswi berprestasi. Saya ingin menjadi lulusan muda yang berjiwa sosial
namun tetap memegang teguh wawasan keIslaman. Hanya disini saya bisa, di FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
KESIMPULAN
Apapun cita-cita
yang kita miliki, langkah awal yang harus diambil adalah kenali terlebih dahulu
kemampuan diri masing-masing. Selanjutnya, perlu disusun rencana strategis yang
menjurus pada kesuksesan dalam meraih cita-cita tersebut. Selalu ingat dan
yakin bahwa dengan segala keikhlasan dan ridha Allah SWT, cita-cita apapun dapat
kita raih. Hal yang terpenting bukan menjadi seseorang, namun menghargai
perjalanan hidup diri kita masing-masing serta mengabdi pada pekerjaan dan
cita-cita secara profesional. Semoga esai ini dapat berguna bagi penulis dan
para pembacanya.
Wassalamualaikum wr. wb.
mirip banget sama saya wkwk suka mtk pengen jadi dokter
BalasHapus