Oktober 05, 2014

Esai Peran Tenaga Kesehatan dalam Membangun Bangsa: Harapan Bangsa Ada di Tangan Kita



“HARAPAN BANGSA ADA DI TANGAN KITA”
PENDAHULUAN
Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat sehingga penulis bisa menyusun esai ini dengan lancar. Esai ini dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran bagi penulis sendiri sebagai salah satu mahasiswi baru FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sadar bahwa esai ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Dalam kesempatan kali ini, penulis akan memaparkan sebuah esai mengenai Peran Tenaga Kesehatan dalam Membangun Bangsa: Harapan Bangsa Ada di Tangan Kita.
Sejak dahulu, tenaga kesehatan yang dikenal oleh kalangan masyarakat hanyalah dokter dan bidan. Bahkan ada yang mengandalkan keahlian dukun. Perawat selalu dianggap sebagai “asisten dokter”, sama halnya dengan suster. Lalu, bagaimana dengan apoteker yang menyiapkan dan meracik obat-obatan bagi para pasien? Bagaimana dengan para tenaga medis yang melakukan penyuluhan ke berbagai daerah serta memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas? Mereka semua adalah orang-orang berjasa dalam dunia kesehatan yang terlupakan. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk membuat esai untuk menggambarkan salah satu tenaga kesehatan Indonesia dan peranannya dalam membangun bangsa.
 
ISI
Ilmu kesehatan memiliki cakupan yang sangat luas dan saling berkaitan. Salah satu profesi kesehatan di Indonesia yang banyak dijumpai adalah tenaga kesehatan masyarakat. Jika seorang dokter memberikan pelayanan kesehatan secara personal, lain halnya dengan tenaga kesehatan bergelar S.KM ini. Tugas utama mereka adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat. Karena cakupannya yang masih sangat luas, kesehatan masyarakat terbagi lagi ke beberapa peminatan, seperti Epidemiologi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Kesehatan Lingkungan, Gizi, Manajemen dan Pelayanan Kesehatan, Biostatistika, Promosi Kesehatan, Kesehatan Reproduksi, dll.
Seorang epidemiologis bertugas untuk menangani penyebaran penyakit dan mengupayakan dilakukannya tindakan pencegahan. Misalnya dengan membentuk peringatan berupa penyusunan data sederhana melalui tabel atau bagan yang menunjukkan potensial penyebaran penyakit dan atau yang telah menjadi wabah di suatu wilayah. Kesigapan para epidemiologis sangat dibutuhkan mengingat dampak yang ditimbulkan bisa semakin memperparah keadaan. Apalagi jika wilayah tersebut sedang dan rawan terjadi bencana alam. Epidemiologis dituntut untuk bersikap optimis, menyukai tantangan, dan cerdas di bidang sains.
Tugas seorang epidemiologis diantaranya menginvestigasi, mengamati, mengumpulkan data dan menganalisis segala kejadian dan penyebaran penyakit dalam masyarakat baik yang menular maupun tidak menular; melakukan penelitian dan menyajikan informasi mengenai berbagai penyakit; mencari teka-teki dan atau faktor terbentuknya suatu wabah dan penyebaran penyakit di suatu wilayah.
Selain epidemiologi, juga ada Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Bekerja memang merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan oleh setiap orang. Namun, bekerja juga bisa membawa pengaruh yang buruk terhadap kesehatan. Berkurangnya tingkat produktivitas seseorang tentunya sangat merugikan, karena bisa membahayakan diri sendiri dan pekerja lainnya. Atas dasar tersebut pendidikan K3 dibentuk. Ahli K3 mengkaji tentang bagaimana caranya memberikan penyuluhan, perlindungan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja serta mencegah dan menganalisis dampak yang bisa terjadi di lingkungan kerja. Ahli K3 juga mempelajari Undang-Undang yang berhubungan dengan kesehatan tenaga kerja.
Peminatan lain yaitu kesehatan lingkungan. Ahli kesehatan lingkungan harus mampu mengidentifikasi, mengukur, memetakan perjalanan mulai dari sumbernya hingga ke masyarakat. Ahli kesehatan lingkungan juga menganalisis dan melakukan pengendalian terhadap bahaya lingkungan fisik, kimia dan biologi untuk memberikan pencegahan dan perlindungan kesehatan masyarakat.
Beban gizi kurang memang sangat berat bagi negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Hal itu diyakini karena banyaknya masalah gizi di Indonesia yang tak pernah bisa terselesaikan, khususnya pada kasus yang melibatkan balita dan anak-anak. Seorang ahli gizi biasanya akan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk memelihara kesehatan, kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dengan cara menganalisis situasi, mendefinisikan permasalahan kesehatan, mengembangkan solusi dan pencegahan serta mengevaluasi hasil dari upayanya sendiri. Ilmu gizi yang diterapkan tentunya didukung dan didasari oleh epidemiologi dan promosi kesehatan. Seorang ahli gizi juga harus bisa memahami kebijakan kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan pangan dan nutrisi setiap orang.
Promosi kesehatan adalah pengait antara masing-masing peminatan kesehatan masyarakat. Tugas tenaga promosi kesehatan yaitu menganalisis, merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi strategi pendidikan kesehatan serta menggunakan metode ilmu perilaku dan pendidikan kesehatan dalam upaya memecahkan masalah kesehatan. Bagi seseorang yang bergelut di bidang manajemen dan pelayanan kesehatan, memiliki tugas untuk merencanakan dan melaksanakan manajemen pelayanan program kesehatan di klinik, puskesmas atau rumah sakit dan mengevaluasi program yang dijalani tersebut.
Tenaga medis bidang kesehatan reproduksi bertugas untuk memecahkan masalah kesehatan reproduksi dengan efektif melalui identifikasi, penyusunan prioritas masalah, pemilihan masalah yang perlu dipecahkan dan mencari metodenya, serta pengelolaan program kesehatan (merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi). Sedangkan biostatiska berhubungan dengan perancangan dan pengelolaan serta kegiatan menganalisis berbagai data kesehatan.
Tenaga kesehatan umumnya hanya menguasai ilmu-ilmu sains. Namun sebenarnya ilmu kesehatan bisa dikaitkan dengan nilai-nilai Islam. Kelebihan dari tenaga kesehatan Muslim adalah memiliki iman dan ketaqwaan yang tinggi, serta memiliki moral dan etika yang baik dan kokoh. Indonesia masih membutuhkan banyak tenaga kesehatan. Sebagai negara dengan banyak penduduk Muslim, peran tenaga Muslim dirasa perlu untuk menunjang pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan Muslim mampu mengaplikasikan nilai-nilai kesehatan berdasarkan apa yang diajarkan dalam Islam serta melakukan pengabdian kepada agama dan bangsa Indonesia.
Sebagai salah satu calon tenaga kesehatan Muslim di Indonesia, saya telah menyusun beberapa rencana setelah lulus dari FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nanti. Pertama adalah mencari link rumah sakit atau instansi di berbagai wilayah di Indonesia. Setelah mendapatkan pekerjaan, barulah saya melakukan tugas utama yaitu memberikan pelayanan atas apa yang telah saya peroleh di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa juga untuk menciptakan berbagai metode agar pelayanan kesehatan di Indonesia bisa merata, anak-anak Indonesia bergizi baik, angka kematian bayi dan anak berkurang, tentunya juga dengan tetap menumbuhkan wawasan keIslaman dan keikhlasan.

KESIMPULAN
Ahli kesehatan masyarakat telah banyak dijumpai di sekitar kita. Namun, pengakuan dan penghormatan dari pemerintah, instansi tertentu dan atau masyarakat sendiri masih kurang. Peranan tenaga kesehatan Muslim di negara yang memiliki banyak penduduk Muslim ini juga masih terbatas. Semoga dengan adanya penambahan ilmu-ilmu keIslaman di jurusan-jurusan kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta PTAIN di seluruh Indonesia dapat mengembangkan potensi tenaga kesehatan Muslim guna memperbaiki keterbelakangan kesehatan bangsa Indonesia. Semoga esai ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembacanya.
Wassalamualaikum wr. wb.

DAFTAR PUSTAKA
Farida, Nur. 2009. Medical Professional: Mengenal Profesi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo.
Gibney, Michael J. (dkk). 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Penerjemah: Andry Hartono. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Jeyaratnam, J. dan David Koh. 2009. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Penerjemah: Suryadi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Junaidi, Iskandar. 2010. Ensiklopedia Vitamin, Mineral, dan Zat Berkhasiat Lainnya. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Pan American Health Organization. 2006. Bencana Alam: Perlindungan Kesehatan Masyarakat. Penerjemah: Munaya Fauziah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar