“HARAPAN BANGSA ADA DI TANGAN KITA”
PENDAHULUAN
Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang melimpahkan rahmat sehingga penulis bisa menyusun esai ini dengan
lancar. Esai ini dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran bagi penulis
sendiri sebagai salah satu mahasiswi baru FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sadar bahwa esai ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Dalam kesempatan kali ini,
penulis akan memaparkan sebuah esai mengenai Peran Tenaga Kesehatan dalam
Membangun Bangsa: Harapan Bangsa Ada di Tangan Kita.
Sejak dahulu,
tenaga kesehatan yang dikenal oleh kalangan masyarakat hanyalah dokter dan
bidan. Bahkan ada yang mengandalkan keahlian dukun. Perawat selalu dianggap
sebagai “asisten dokter”, sama halnya dengan suster. Lalu, bagaimana dengan
apoteker yang menyiapkan dan meracik obat-obatan bagi para pasien? Bagaimana
dengan para tenaga medis yang melakukan penyuluhan ke berbagai daerah serta memberikan
pelayanan kesehatan di puskesmas? Mereka semua adalah orang-orang berjasa dalam
dunia kesehatan yang terlupakan. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk
membuat esai untuk menggambarkan salah satu tenaga kesehatan Indonesia dan
peranannya dalam membangun bangsa.
ISI
Ilmu kesehatan memiliki cakupan yang sangat luas dan saling
berkaitan. Salah satu profesi kesehatan di Indonesia yang banyak dijumpai
adalah tenaga kesehatan masyarakat. Jika seorang dokter memberikan pelayanan
kesehatan secara personal, lain halnya dengan tenaga kesehatan bergelar S.KM
ini. Tugas utama mereka adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat. Karena cakupannya yang masih sangat luas, kesehatan masyarakat terbagi
lagi ke beberapa peminatan, seperti Epidemiologi, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3), Kesehatan Lingkungan, Gizi, Manajemen dan Pelayanan Kesehatan,
Biostatistika, Promosi Kesehatan, Kesehatan Reproduksi, dll.
Seorang epidemiologis bertugas untuk menangani penyebaran penyakit
dan mengupayakan dilakukannya tindakan pencegahan. Misalnya dengan membentuk
peringatan berupa penyusunan data sederhana melalui tabel atau bagan yang
menunjukkan potensial penyebaran penyakit dan atau yang telah menjadi wabah di
suatu wilayah. Kesigapan para epidemiologis sangat dibutuhkan mengingat dampak
yang ditimbulkan bisa semakin memperparah keadaan. Apalagi jika wilayah
tersebut sedang dan rawan terjadi bencana alam. Epidemiologis dituntut untuk bersikap
optimis, menyukai tantangan, dan cerdas di bidang sains.
Tugas seorang epidemiologis diantaranya menginvestigasi, mengamati,
mengumpulkan data dan menganalisis segala kejadian dan penyebaran penyakit
dalam masyarakat baik yang menular maupun tidak menular; melakukan penelitian
dan menyajikan informasi mengenai berbagai penyakit; mencari teka-teki dan atau
faktor terbentuknya suatu wabah dan penyebaran penyakit di suatu wilayah.
Selain epidemiologi, juga ada Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Bekerja memang merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan oleh setiap
orang. Namun, bekerja juga bisa membawa pengaruh yang buruk terhadap kesehatan.
Berkurangnya tingkat produktivitas seseorang tentunya sangat merugikan, karena bisa
membahayakan diri sendiri dan pekerja lainnya. Atas dasar tersebut pendidikan
K3 dibentuk. Ahli K3 mengkaji tentang bagaimana caranya memberikan penyuluhan, perlindungan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja serta mencegah dan
menganalisis dampak yang bisa terjadi di lingkungan kerja. Ahli K3 juga mempelajari
Undang-Undang yang berhubungan dengan kesehatan tenaga kerja.
Peminatan lain yaitu kesehatan lingkungan. Ahli kesehatan
lingkungan harus mampu mengidentifikasi, mengukur, memetakan perjalanan mulai
dari sumbernya hingga ke masyarakat. Ahli kesehatan lingkungan juga
menganalisis dan melakukan pengendalian terhadap bahaya lingkungan fisik, kimia
dan biologi untuk memberikan pencegahan dan perlindungan kesehatan masyarakat.
Beban gizi kurang memang sangat berat bagi negara-negara berkembang
seperti di Indonesia. Hal itu diyakini karena banyaknya masalah gizi di
Indonesia yang tak pernah bisa terselesaikan, khususnya pada kasus yang
melibatkan balita dan anak-anak. Seorang ahli gizi biasanya akan melakukan
pendekatan kepada masyarakat untuk memelihara kesehatan, kesejahteraan dan meningkatkan
kualitas hidup manusia dengan cara menganalisis situasi, mendefinisikan
permasalahan kesehatan, mengembangkan solusi dan pencegahan serta mengevaluasi
hasil dari upayanya sendiri. Ilmu gizi yang diterapkan tentunya didukung dan
didasari oleh epidemiologi dan promosi kesehatan. Seorang ahli gizi juga harus bisa
memahami kebijakan kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan pangan dan
nutrisi setiap orang.
Promosi kesehatan adalah pengait antara masing-masing peminatan
kesehatan masyarakat. Tugas tenaga promosi kesehatan yaitu menganalisis,
merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi strategi pendidikan kesehatan serta
menggunakan metode ilmu perilaku dan pendidikan kesehatan dalam upaya
memecahkan masalah kesehatan. Bagi seseorang yang bergelut di bidang manajemen dan
pelayanan kesehatan, memiliki tugas untuk merencanakan dan melaksanakan
manajemen pelayanan program kesehatan di klinik, puskesmas atau rumah sakit dan
mengevaluasi program yang dijalani tersebut.
Tenaga medis bidang kesehatan reproduksi bertugas untuk memecahkan
masalah kesehatan reproduksi dengan efektif melalui identifikasi, penyusunan
prioritas masalah, pemilihan masalah yang perlu dipecahkan dan mencari metodenya,
serta pengelolaan program kesehatan (merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi). Sedangkan biostatiska berhubungan dengan perancangan dan
pengelolaan serta kegiatan menganalisis berbagai data kesehatan.
Tenaga kesehatan umumnya hanya menguasai ilmu-ilmu sains. Namun
sebenarnya ilmu kesehatan bisa dikaitkan dengan nilai-nilai Islam. Kelebihan
dari tenaga kesehatan Muslim adalah memiliki iman dan ketaqwaan yang tinggi, serta
memiliki moral dan etika yang baik dan kokoh. Indonesia masih membutuhkan banyak
tenaga kesehatan. Sebagai negara dengan banyak penduduk Muslim, peran tenaga
Muslim dirasa perlu untuk menunjang pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan
Muslim mampu mengaplikasikan nilai-nilai kesehatan berdasarkan apa yang
diajarkan dalam Islam serta melakukan pengabdian kepada agama dan bangsa
Indonesia.
Sebagai salah satu calon tenaga kesehatan Muslim di Indonesia, saya
telah menyusun beberapa rencana setelah lulus dari FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta nanti. Pertama adalah mencari link rumah sakit atau instansi di
berbagai wilayah di Indonesia. Setelah mendapatkan pekerjaan, barulah saya
melakukan tugas utama yaitu memberikan pelayanan atas apa yang telah saya
peroleh di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa juga untuk menciptakan
berbagai metode agar pelayanan kesehatan di Indonesia bisa merata, anak-anak
Indonesia bergizi baik, angka kematian bayi dan anak berkurang, tentunya juga
dengan tetap menumbuhkan wawasan keIslaman dan keikhlasan.
KESIMPULAN
Ahli kesehatan masyarakat telah banyak dijumpai di sekitar kita.
Namun, pengakuan dan penghormatan dari pemerintah, instansi tertentu dan atau
masyarakat sendiri masih kurang. Peranan tenaga kesehatan Muslim di negara yang
memiliki banyak penduduk Muslim ini juga masih terbatas. Semoga dengan adanya
penambahan ilmu-ilmu keIslaman di jurusan-jurusan kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta PTAIN di seluruh Indonesia dapat mengembangkan
potensi tenaga kesehatan Muslim guna memperbaiki keterbelakangan kesehatan
bangsa Indonesia. Semoga esai ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi para
pembacanya.
Wassalamualaikum wr. wb.
DAFTAR PUSTAKA
Farida, Nur.
2009. Medical Professional: Mengenal Profesi Kesehatan. Jakarta: PT.
Grasindo.
Gibney, Michael
J. (dkk). 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Penerjemah: Andry Hartono.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
https://docs.google.com/a/uinjkt.ac.id/file/d/0B_WEYXhoWAQCY1lQaVhpRjNPZ0E/edit?pli=1 (diakses pada Jum’at, 22 Agustus 2014 pkl. 19:58)
Jeyaratnam, J.
dan David Koh. 2009. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Penerjemah:
Suryadi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Junaidi,
Iskandar. 2010. Ensiklopedia Vitamin, Mineral, dan Zat Berkhasiat Lainnya.
Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Pan American
Health Organization. 2006. Bencana Alam: Perlindungan Kesehatan Masyarakat.
Penerjemah: Munaya Fauziah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar