“HIDUP SEHAT KARENA ISLAM”
PENDAHULUAN
Dewasa ini, peran
tenaga kesehatan Muslim dunia sangat dibutuhkan sebagai bentuk keikutsertaan
umat Muslim dalam menyejahterakan masyarakat dunia namun tetap berada di jalan
yang diridhai oleh Allah SWT. Di dalam Al-qur’an telah mengandung banyak
hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan, kematian, dan permasalahan lainnya.
Oleh karena itu, nilai-nilai Islam bisa dikaitkan dengan nilai apapun termasuk
kesehatan. Tanpa kita sadari, ada beberapa kegiatan yang sebenarnya masih mengandung
unsur nilai-nilai kesehatan sekaligus nilai-nilai keIslaman. Esai yang penulis
susun kali ini akan mengambil tema dan judul “Implementasi Nilai Islam dalam
Dunia Kesehatan: Hidup Sehat Karena Islam.” Penerapan nilai-nilai Islam penting
untuk membantu mahasiswa/i mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia terhadap dunia
kesehatan berbasis keagamaan.
ISI
Tenaga
kesehatan Indonesia dinilai selalu kurang dalam menjalankan apa yang seharusnya
telah menjadi kewajibannya. Sikap individualis yang semakin tumbuh di
masyarakat bisa merusak interaksi sosial yang ada hingga menjadikannya sebagai bahaya
besar bagi masyarakat itu sendiri. Hal ini tentu berpengaruh pada perkembangan
dunia kesehatan di Indonesia. Padahal tua, muda, laki-laki dan perempuan masih membutuhkan
banyak tenaga kesehatan yang lebih baik. Mereka tidak akan bisa memberikan peranannya
dalam menyehatkan dan menyejahterakan Indonesia jika budaya tersebut terus
berkembang.
Anak-anak
Indonesia menderita gizi buruk, ibu hamil merenggang nyawa demi lahirnya seorang
bayi mungil, kurangnya aktivitas masyarakat di posyandu, tidak meratanya
pembangunan kesehatan di pelosok Indonesia merupakan beberapa contoh dari
kondisi genting dunia kesehatan. Dalam segi kesehatan, Indonesia memang selalu
tertinggal. Namun, negara-negara lain di dunia juga pasti memiliki berbagai
masalah. Masalah yang paling sering menghampiri adalah bentuk pelayanan
masyarakat yang tidak sesuai dengan UU dan HAM. Hingga kini, World Health
Organization (WHO) sebagai badan kesehatan dunia belum bisa memberikan
pelayanan kesehatan ke pelosok-pelosok daerah. Pelayanan kesehatan selalu
diberikan untuk daerah ibukota dan sekitarnya saja karena kurangnya keberanian bagi para tenaga
kesehatan masyarakat.
Nilai-nilai
Islam yang sesungguhnya adalah nilai-nilai dasar sebagai point pembelajaran
tentang agama Islam. Nilai-nilai tersebut dapat diterapkan pada berbagai aspek
kehidupan seperti kesehatan. Islam sendiri menganggap dunia kesehatan ini
selalu bersih, suci dan memiliki tenaga yang sigap. Sejak zaman Rasulullah SAW
pun kesehatan telah dinilai lebih penting daripada kekayaan.
Pendidikan
Islam yang diterapkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka berupaya
membentuk kepribadian, pola berpikir dan bertindak berdasarkan nilai-nilai
Islam. Nilai-nilai Islam yang ada seperti rasa kedisiplinan, berkonsekuensi
atas apa yang telah disetujui; ketepatan, berani memutuskan segala hal dan
membedakan mana yang haq dan batil; keikhlasan, mempersiapkan modal
utama untuk melakukan pengabdian sesuai tridarma perguruan tinggi; kesabaran, selalu
bertawakal dan kembali kepada Allah SWT atas apapun yang diberikan dan tetap
mensyukuri sekecil apapun nikmat yang Allah SWT berikan; kasih dan sayang,
menghubungkan tali silaturahmi antar umat beragama; serta selalu menjadi
manusia yang mandiri, bertanggung jawab, dan selalu beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT.
“Dua kenikmatan
yang tidak disadari oleh banyak orang yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR.
Buchari); “Setiap penyakit itu ada obatnya, apabila penyakit itu telah kena
obat, ia akan sembuh dengan izin Allah SWT” (HR. Imam Muslim dan Ahmad); “Nikmat
yang pertama ditanyakan kepada setiap hamba pada hari Kiamat dengan pertanyaan:
“Tidakkah telah Kami sehatkan badanmu dan telah Kami segarkan (kenyangkan) kamu
dengan air yang sejuk?”” (HR. Imam Tirmidzi). Hadits-hadits tersebut membuktikan
bahwa sejak dahulu dunia kesehatan sudah sangat erat kaitannya dengan Islam,
sehingga memungkinkan para calon tenaga medis Muslim harus bisa lebih siap,
berani dan sebaiknya memang tidak dimaafkan, ciptakan hal yang unik saja untuk menghadapi
persaingan di era global seperti sekarang ini.
Aplikasi
nilai-nilai keislaman dapat dilakukan melalui menjaga lingkungan dan makhluk
ciptaan Allah yang lain; menjaga kebersihan dan selalu berdoa sebelum makan/minum;
memperlakukan pasien secara Muslim, seperti membedakan mana pasien yang muhrim
dan bukan; penyembuhan jiwa dan raga dengan mengikuti dan menganjurkan apa yang
ada di dalam Alqur’an, sunnah Rasulullah, dan Hadits; menerapkan metode
pencegahan preventif seperti menganjurkan pasien untuk berpuasa, melakukan
gerakan shalat, yang keduanya sama-sama memiliki fungsi bagi tubuh manusia sekaligus
juga cara umat Muslim beribadah kepada Allah SWT. Aplikasi tersebut dapat lebih
disesuaikan oleh masing-masing calon tenaga kesehatan.
KESIMPULAN
Keyakinan
adalah sehatnya orang dalam beragama dan beribadah, sedangkan kesehatan adalah
sehatnya orang dalam menjalani kehidupan di dunia. Manusia tidak akan
memperoleh kebaikan dunia dan akhirat kecuali dengan keyakinan dan kesehatan
yang saling berkaitan satu sama lain. Sebab, keyakinan dapat menyelamatkan
manusia dari siksa akhirat dan kesehatan dapat menyelamatkan manusia dari
berbagai penyakit dunia yang menyerang hati, tubuh, dan pikiran. Jika kesehatan
adalah salah satu nikmat Allah SWT yang paling besar kepada hamba-Nya dan
merupakan pemberian-Nya yang paling agung, maka manusia yang menerimanya harus
mampu menjaga dan mempertahankannya dari sesuatu yang dapat menyerang. Jika seseorang
ingin sukses dan berhasil dalam menjaga kesehatannya dan agar tidak tertimpa
penyakit, ia harus melaksanakan wasiat dan perintah-perintah Islam yang berhubungan
dengan kesehatan, semua itu tidak datang kecuali untuk kebaikan umat manusia
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1.
World
Health Organization. Kader Kesehatan Masyarakat. 1st Engl. Ed. Adi Heru
S, translator. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1987. ix p.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar